Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Qiqi, Kamu Sedang Melamarku? (2) 



Qiqi, Kamu Sedang Melamarku? (2) 

0Pei Qiqi tidak kembali ke Perusahaan Pei, melainkan langsung pergi ke Perusahaan Tang Yu.     
0

Tidak ada yang menghentikannya. Dia berlari masuk ke kantor Tang Yu.     

Tang Yu duduk di sofa sambil memegang sebatang rokok yang mengepul di antara jari-jarinya. Kemeja putih sederhana dan celana panjang hitam yang dikenakannya menggambarkan garis besar penampilannya yang paling bermartabat. Dua cangkir teh dengan ukiran indah terletak di depannya.     

Pei Qiqi membuka pintu dengan napas yang masih tersengal-sengal. Dia menatap lurus ke arah Tang Yu, dan hanya diam saja.      

Tang Yu mengangkat pandangannya dan menatap mata Pei Qiqi, kemudian dia menghembuskan asap tebal dari mulutnya. Gerakannya begitu lambat, seolah-olah dia sedang menunggu sesuatu.     

Pei Qiqi menutup pintu dengan lembut, lalu berlari menghampirinya. Dia setengah berlutut di depan Tang Yu. Wajah mungilnya mendongak dan menatap laki-laki itu.     

Dari sudut pandangnya saat ini, Pei Qiqi bisa melihat dagu Tang Yu yang indah, serta hidungnya yang sangat mancung. Fitur wajah yang benar-benar sempurna tak terelakkan.     

"Tang Yu, kita bertunangan, ya?" Pei Qiqi menatap Tang Yu dengan tenang dan raut wajah yang tampak emosional.     

Alih-alih mengangkat Pei Qiqi, Tang Yu justru tersenyum manis padanya dan berkata, "Qiqi, apakah kamu sedang melamarku?"     

"Ya!" Pei Qiqi mengerucutkan bibir mungilnya. Suaranya sangat pelan hingga hampir tak terdengar, "Tuan Tang, apakah kamu bersedia?"     

Ada kelembutan yang tak terlihat dan tersembunyi di dalam mata Tang Yu. Setelah terdiam selama beberapa saat, dia baru tersenyum lembut. "Aku terpaksa bersedia."     

Dasar bajingan ini!     

Tangan kecil Pei Qiqi memeluk pinggang Tang Yu, dan dia mencium dagu Tang Yu secara asal.     

"Qiqi, ini kantor." Tang Yu tertawa. Meski dia bilang begitu, namun dia tidak menghentikan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi tidak memedulikan peringatan Tang Yu. Dia tetap mencium pria itu di sana dan di sini, kemudian merangkak ke atas pangkuannya. "Kamu dulu juga menciumku seperti ini."     

Oke! Tang Yu menggendongnya. Dia benar-benar tidak tega memberitahu Pei Qiqi bahwa kemampuan aktingnya sangat payah.     

Terdengar suara dehaman pelan dari belakang mereka, kemudian diikuti suara laki-laki tua, "Berpelukan di siang bolong begini di dalam kantor. Memangnya kalian pantas melakukan ini!!"     

Pei Qiqi terkejut, lalu menoleh dan melihat seorang pria tua yang terlihat sangat bermartabat!     

Raut wajahnya tampak kaku, dan rambutnya sudah banyak beruban. Dia mengenakan changpao, pakaian tradisional Cina, yang berwarna biru kehijau-hijauan.      

Sebenarnya, sudah tidak ada yang memakai pakaian tradisional seperti itu di era sekarang ini, tetapi pria tua ini tetap mengenakannya tanpa memedulikan perkembangan zaman. Meski begitu, penampilannya sudah memancarkan aura yang sangat bermartabat.     

Pei Qiqi masih berada dalam gendongan Tang Yu. Dia berusaha untuk segera turun, tapi karena dia bergerak dengan terlalu terburu-buru dan ceroboh, rambut panjangnya tidak sengaja tersangkut ke kancing baju Tang Yu.     

Kulit kepalanya terasa sangat sakit.     

Pei Qiqi benar-benar ketakutan dan tidak berani bergerak. Dia berbisik lirih kepada Tang Yu, "Rambutku terjerat."     

Tang Yu menundukkan kepalanya dan melihat beberapa helai rambut hitam Pei Qiqi yang terlilit di kancing kemejanya, tepatnya di bagian dada.     

Tang Yu tersenyum. Dia menekan kepala kecil Pei Qiqi, yang dipenuhi rambut lebat, dan berkata dengan lembut, "Jangan terlalu banyak bergerak!"     

Kemudian, Tang Yu mulai melepaskan rambut Pei Qiqi yang terlilit dengan sabar. Sementara itu, Pei Qiqi bersandar di pangkuannya. Lin Zhennan masih berdiri di samping. Seorang Kakek Lin diabaikan begitu saja oleh mereka berdua.     

Dia mengangkat tangannya dan menyentuh hidungnya, kemudian berdeham ringan dengan perasaan yang tidak nyaman. "Aku masih di sini."     

Pei Qiqi reflek berusaha berdiri, namun kulit kepalanya terasa sakit karena tarikan rambutnya yang terlilit kancing baju Tang Yu tadi. Dia pun kembali berjongkok dengan patuh.     

Tang Yu menepuknya dengan ekspresi tenang, seolah-olah dia telah melakukannya lebih dari sekali. "Menurutlah, jangan terlalu banyak bergerak kalau tidak mau kesakitan."     

Pei Qiqi benar-benar tidak berani bergerak dengan sembrono kali ini. Selain karena sakit, di sisi lain, dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi kemarahan Kakek Lin.     

Sedangkan, laki-laki tua yang sudah di puncak kemarahan itu menatap Tang Yu!     

Penglihatannya tidak rabun seperti pria-pria tua pada umumnya. Dia juga tidak pelupa. Tepat sebelum gadis itu datang, jelas-jelas dia mengatakan kepada Tang Yu dengan tegas bahwa dia tidak setuju akan pernikahan ini. Sekarang, apa yang Tang Yu lakukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.